Jakarta, Gatra.com - Pakar keamanan siber sekaligus Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia Communication and Information System Security Research Center (CISSREC), Pratama Persadha mengatakan, diperlukan pertahanan siber guna menangkal kejahatan atau serangan siber untuk mengamankan berbagai infrastruktur pertahanan, salah satunya Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL).
Menurut Pratama, pertahanan siber di lingkungan TNI perlu perkembangan yang cukup serius. Ini turut dipengaruhi adanya perang Rusia-Ukraina yang telah membuka mata dunia, bahwa perang konvensional telah bergeser menjadi perang hibrida dan memaksa setiap aktor pertahanan di dunia untuk punya kapabilitas pertahanan dan serangan siber.
"Tak terkecuali TNI AL, yang merupakan garda pertahanan laut terdepan Indonesia. Kapabilitas siber sangat dibutuhkan untuk menghadapi berbagai ancaman siber global," ujar Pratama dalam keterangan tertulisnya yang diterima Gatra.com, Senin (5/12).
Dengan begitu, Pratama mengatakan bahwa dibutuhkan komandan atau panglima yang menguasai teknologi siber. Menurutnya, banyak negara yang sudah memilih pimpinan militernya dengan pertimbangan kemampuannya menguasai teknologi siber. "Bahkan sekolah-sekolah militer di dunia juga berlomba untuk mendidik para prajuritnya dalam perang siber," lanjutnya.
Lebih lanjut, Pratama mengemukakan bahwa sudah saatnya TNI AL dipimpin oleh KASAL yang menguasai masalah siber. Ia menyebut satu nama, yakni Laksdya TNI Amarulla Octavian, yang dianggapnya memiliki kemampuan siber.
"Sebagai Rektor Unhan, beliau sudah membentuk program studi S-2 baru, yakni Rekayasa Pertahanan Siber. Tidak tanggung-tanggung, program studi ini langsung dijadikan kelas internasional karena menggunakan kurikulum internasional," ucapnya.
Pratama menyebutkan bahwa ini merupakan momentum tepat untuk membuktikan bahwa pertahanan siber sangat mungkin dan bisa diimplementasikan di TNI AL.
"Kemampuan tempur TNI AL yang dilengkapi dengan kapabilitas pertahanan siber akan sangat dibutuhkan saat ini. Kita bisa lihat bagaimana adanya ancaman konflik Tiongkok dan negara sekutu AS, Inggris dan Australia. Indonesia harus bersiap salah satunya dengan TNI AL yang punya kapabilitas pertahanan siber yang mumpuni," pungkasnya.